Ada istilah mengatakan, “Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”, sebagian mungkin sudah sering mendengar istilah, secara kasar ini diartikan bahwa dimanapun kita berada, kita harus menghargai dan bertingkah laku sesuai adat istiadat daerah setempat, begitu juga dengan bahasa, mungkin kita tidak harus mengikuti bahasa dilingkungan tersebut, tapi akan terdengar aneh saat kita menggunakan bahasa daerah asal dilingkungan tersebut, tapi ini juga menjadi kendala, indonesia memiliki ratusan bahasa daerah, dari sabang sampai merauke, masing masing daerah memiliki bahasa tersendiri, ini tentu menyulitkan kita dalam berkomunikasi dengan daerah lain, tidak mungkin kita menghapal setiap bahasa untuk daerah yang kita akan kita kunjungi, untuk itu dibuatlah bahasa persatuan, yaitu bahasa indonesia, selain untuk memudahkan komunikasi, bahasa indonesia juga memiliki nilai politik, yaitu sebagai pemersatu bangsa, hal ini dapat dilihat dalam sumpah pemuda.
Bahasa indonesia bukanlah bahasa yang langsung jadi seperti sekarang ini, ada proses yang cukup panjang dalam penyempurnaan dalam bahasa indonesia, bahasa indonesia berakar dari bahasa melayu, atau bisa disebut sebagai varian dari bahasa melayu, awalnya bahasa indonesia dibuat oleh para sarjana belanda untuk memudahkan komunikasi dalam pemerintahan antara pribumi dan pemerintah, bahasa ini distandarisasi dari bahasa melayu, karena itulah bahasa indonesia memiliki banyak kata serapan (kata yang berasal dari bahasa asing), yang digunakan sebagai bentuk baku.
Kata serapan, yang artinya adalah kata yang berasal dari bahasa lain, yang ejaan, ucapan serta tulisan nya disesuaikan dengan penuturan masyarakat indonesia dan ini dilakukan untuk memperkaya kosakata . Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan itu–yang sering dianggap lebih mudah–adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.
Banyak sekali kata kata serapan yang digunakan dalam bahasa indonesia, berikut adalah contoh contoh nya :
- Sansekerta dan Hindi
Beriringan dengan perkembangan agama Hindu itu berlangsung pula perdagangan rempah-rempah dengan bangsa India yang sebagian dari mereka penutur bahasa Hindi, sebagian yang lain orang Tamil dari India bagian selatan dan Sri Lanka bagian timur yang bahasanya menjadi perantara karya sastra yang subur. Bahasa Tamil pernah memiliki pengaruh yang kuat terhadap bahasa Melayu, contohnya adicita, mahaguru, aneka, dan angkara.
- Tionghoa
Yang disebut dengan bahasa Tionghoa adalah bahasa di negara Cina (banyak bahasa). Empat di antara bahasa-bahasa itu yang di kenal di Indonesia yakni Amoi, Hakka, Kanton, dan Mandarin. Kontak yang begitu lama dengan penutur bahasa Tionghoa ini mengakibatkan perolehan kata serapan yang banyak pula dari bahasa Tionghoa, namun penggunaannya tidak digunakan sebagai perantara keagamaan, keilmuan, dan kesusastraan di Indonesia sehingga ia tidak terpelihara keasliannya dan sangat mungkin banyak ia berbaur dengan bahasa di Indonesia. Contohnya anglo, bakso, cat, giwang, kue/ kuih, sampan, dan tahu.
- Arab dan Persia
Bahasa Arab dibawa ke Indonesia mulai abad ketujuh oleh saudagar dari Persia, India, dan Arab yang juga menjadi penyebar agama Islam. Kosakata bahasa Arab yang merupakan bahasa pengungkapan agama Islam mula berpengaruh ke dalam bahasa Melayu terutama sejak abad ke-12 saat banyak raja memeluk agama Islam. Contoh nya, dari bahasa Arab seperti abad, bandar, daftar, edar. Dari bahasa Parsi seperti acar, baju, domba, kenduri.
- Portugis
Bahasa Portugis dikenali masyarakat penutur bahasa Melayu sejak bangsa Portugis menduduki Malaka pada tahun 1511 setelah setahun sebelumnya ia menduduki Goa. Contohnya algojo, bangku, dadu, gardu.
- Belanda
Belanda mendatangi Nusantara pada awal abad ke-17 ketika ia mengusir Portugis dari Maluku pada tahun 1606, kemudian ia menuju ke pulau Jawa dan daerah lain di sebelah barat. Sejak itulah, secara bertahap Belanda menguasai banyak daerah di Indonesia. Bahasa Belanda tidak sepenuhnya dapat menggeser kedudukan bahasa Portugis karena pada dasarnya bahasa Belanda lebih sukar untuk dipelajari, lagipula orang-orang Belanda sendiri tidak suka membuka diri bagi orang-orang yang ingin mempelajari kebudayaan Belanda termasuklah bahasanya. Hanya saja pendudukannya semakin luas meliputi hampir di seluruh negeri dalam kurun waktu yang lama (350 tahun penjajahan Belanda di Indonesia). Belanda juga merupakan sumber utama untuk menimba ilmu bagi kaum pergerakan. Maka itu, komunikasi gagasan kenegaraan pada saat negara Indonesia didirikan banyak mengacu pada bahasa Belanda. Kata-kata serapan dari bahasa Belanda seperti abonemen, bangkrut, dongkrak, ember, formulir, dan tekor.
- Inggris
Bangsa Inggris tercatat pernah menduduki Indonesia meski tidak lama. Raffles menginvasi Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1811 dan beliau bertugas di sana selama lima tahun. Sebelum dipindahkan ke Singapura, dia juga bertugas di Bengkulu pada tahun 1818. Contohnya akses, aksesori, akomodasi, akun.
- Jepang
Pendudukan Jepang di Indonesia yang selama tiga setengah tahun tidak meninggalkan warisan yang dapat bertahan melewati beberapa angkatan. Kata-kata serapan dari bahasa Jepang yang digunakan umumnya bukanlah hasil hubungan bahasa pada masa pendudukan, melainkan imbas kekuatan budaya, ekonomi dan teknologinya. Contoh nya anime, bonsai, dojo.
Di antara bahasa-bahasa di atas, ada beberapa yang tidak lagi menjadi sumber penyerapan kata baru yaitu bahasa Tamil, Parsi, Hindi, dan Portugis. Kedudukan mereka telah tergeser oleh bahasa Inggris yang penggunaannya lebih mendunia. Walaupun begitu, bukan bererti hanya bahasa Inggris yang menjadi rujukan penyerapan bahasa Indonesia pada masa yang akan datang.
Penyerapan kata dari bahasa Cina sampai sekarang masih terjadi di bidang pariboga termasuk bahasa Jepang yang agaknya juga potensial menjadi sumber penyerapan.
Kata serapan dari bahasa Inggris ke dalam kosa kata Indonesia umumnya terjadi pada zaman kemerdekaan Indonesia, namun ada juga kata-kata Inggris yang sudah dikenal, diserap, dan disesuaikan pelafalannya ke dalam bahasa Melayu sejak zaman Belanda yang pada saat Inggris berkoloni di Indonesia antara masa kolonialisme Belanda.. Kata-kata itu seperti kalar, sepanar, dan wesket. Juga badminton, kiper, gol, bridge.
Sesudah Indonesia merdeka, pengaruh bahasa Belanda mula surut sehingga kata-kata serapan yang sebetulnya berasal dari bahasa Belanda sumbernya tidak disadari betul. Bahkan sampai dengan sekarang yang lebih dikenal adalah bahasa Inggris.